Tuesday, September 15, 2009

Khayalan

Degupan jantung yang pantas
Laksana gelegak nya air di kawah
Mencuri pandangan di sudut mata
Cantik, jelas

Terukir senyuman
Di balik jelingan
Expresi ketenangan
Menambah keayuan

Gerangan di sudut sana
Siapa yang di nantikan?
Entah apa yang di fikirkan?
Hingga terukir senyuman
Membuat jantung ku berdegup pantas
Membuat ku mencuri pandangan
Cantik, jelas
Hahahaha ……..aku dalam khayalan.
Everyone is busy preparing for the day of victory, Idulfitri which falls this weekend.
The sight of friends buying goodies and the aroma of cookies excite me.
One thing missing though is the sound of fire crackers.

When I was a kid, lighting fire crackers was the norm during this period. Kids in the village would challenge one another on who dare to have the biggest cracker explode on their palm. This could be dangerous as it may cause injury. But..that's the fun of it cos only this season that we were allowed to play with crackers.

Anyway, firecrackers were banned after the last factory producing it caught fire in 1970. In fact I was partly involved in the manufacturing of it. As my house was near to the factory, we used to collect a few stacks of bundled unfinished fire crackers. We would knock to close the bottom end of each cracker and be paid 10 cents for each stack of hundred crackers. In one day I can finish between 4 and 5 stacks in between school time just to earn some pocket money. These were than sent back to the factory and gun powder would be filled through the other end.

It was a blessing in disguised that the factory caught fire and fire crackers was banned since then. Otherwise, many of us would end up as bomb maker.

Today....no more sound of fire crackers blasting, no more 'rocket fireworks' ala the battlefield of Afghanistan....(hehehehe, just kidding lah) but the spirit still remain.

So...to one and all....."Selamat Hari Raya Maaf Zahir Batin.

Friday, September 11, 2009

RAMADHAN KU

Hampir sebulan aku berpuasa
Manahan lapar dan dahaga
Bicara yang perlu di jaga
Juga pandangan mata
Kerana ini ada lah perintah Nya
Supaya bersama kita merasa
Kemiskinan mereka yang tidak berada
Semuga insaf lah hendaknya

Tak akan aku bertahan
Melakukan ini semua
Tanpa didikan dan bimbingan
Ayah ibu yang tercinta
Walau getir hidup mereka
Perintah agama tetap di jaga

Ayah ibu yang tercinta
Kau adalah cahaya
Menerangi kegelapan
Kau adalah pendita
Membentuk keperibadian
Hidupku, kau sempurnakan

Ayah ibu yang tercinta
Satiap kali Ramadhan tiba
Ketiadaan mu amat terasa
Sahur ataupun berbuka
Ketiadaan mu amat ketara
Sebak rasanya di dada
Teringat ayah dan ibu yang tiada
Maka berbuka lah
Dengan adik dan keluarga
Tapi wajah mu tetap di ruang mata

Ayah dan ibu
Kesyahduan Ramadhan akan berlalu
Keriangan Shawal semua menunggu
Tapi yang pasti bagi ku
Ramadhan dan Shawal ku tak sa indah dulu
Kerana ayah dan ibu tiada di sisi ku
Maaf ku pohon,
Tanpa kau, siapa lah aku